Kamis, 17 Maret 2022

Belajar Dari Ikan Cupang Cello


 Pace e Bene fratelli...

Bagi para penghobi ikan cupang, pastilah mengenal cupang yg satu ini yaitu cupang jenis Cello. Cupang Cello berasal dr cupang entah itu koi, Ben ataupun bluerim tapi lebih dominan ke jenis marble. Cupang Cello mempunyai ciri khas yaitu berwarna transparan sehingga organ tubuh nya terlihat. 

Akan tetapi, dibalik keunikannya itu bagi kalangan penghobi dan peternak cupang di nilai sebagai riject produck atau produk gagal. Sehingga tidak jarang cupang jenis tersebut di jadikan sebagai pakan bagi ikan lainnya. Tapi ada sebagian penghobi yg menyukai jenis tersebut, sehingga sering cupang tersebut harganya sangat mahal dan bahkan harganya lebih mahal dibandingkan dengan cupang lainnya.

Dalam hidup kita ini, kita harus belajar dari si ikan cupang Cello tersebut. Mungkin saat ini kita tidak dihargai, dianggap murahan dan tiada berguna. Kita sering merasa kita ini adalah sebuah produk gagal yg pernah tercipta di dunia. Ingatlah, hidup kita ini begitu berharga bagi Allah maka oleh besar nya kasih Allah bagi kita, Dia rela turun ke dunia dalam diri Sang Putera yaitu Tuhan kita Yesus Kristus. Maka jika saat ini kita merasa hidup kita ini hina, pandanglah Salib Kristus sebagai wujud cinta kasih yg nyata yg di tunjukkan Allah bagi kita. Karena di mata Tuhan kita sungguh berharga, Dia sudi untuk selalu tinggal dalam hidup kita, dan Dia setiap hari menuntun kita melalui Roh Kudus yg Dia utus untuk memimpin dan menolong kita. 

Marilah kita mohon rahmat Tuhan, agar makin hari kita makin sadar akan besar nya kasih Allah bagi kita, dan tetap semangat dalam menjalani hidup kita sekarang ini, walaupun banyak yg mencela dan menghina kita. Ingatlah bahwa Tuhan ikut berperkara bersama kita. 

Berkah Dalem

AlNop


Kamis, 10 Maret 2022

Cinta Dan Berkat

 


Pace e Bene fratelli...

Untuk membuka artikel ini, kami akan menyuguhkan kisah inspiratif yg kami ambil dr artikel Kompas.com yg kiranya bisa menjadi inspirasi bagi kita dlm hidup kita ini.


Sebuah restoran di Osaka, Jepang, berhasil mendatangkan banyak pengunjung setelah foto anak kucing di restoran tersebut viral di media sosial.

Melansir Borneo Bulletin, Diorama Restaurant di Tennoji Ward, Osaka, terkenal sebagai restoran dengan ciri khas miniatur keretanya.

Restoran tersebut menimbulkan kehebohan di media sosial karena foto kucing-kucing liar yang sedang berjalan di tengah miniatur kereta sambil menyaksikan kereta datang dan pergi.


Diorama Restaurant milik Naoki Teraoka dibuka pada 2018, kemudian ditutup sementara mulai Maret hingga Mei 2020 karena pandemi virus korona. Restoran secara bertahap buka kembali dan beroperasi pada Juni, namun tidak banyak pelanggan yang datang. Teraoka mulai mempertimbangkan untuk menutup restoran. 


Namun, selama jangka waktu tersebut, Teraoka mulai merawat empat anak kucing yang lemah serta ibu kucing di dekat restorannya. Mengutip The Asahi Shimbun, anak kucing pertama yang ditemukan oleh Teraoka diberi nama Simba yang terinspirasi dari tokoh protagonis dalam musikal "The Lion King."

Teraoka dibantu oleh staf kelompok pelindung kucing liar untuk merawat kucing-kucing hasil adopsinya itu. 


Pada Agustus 2020, Teraoka mengunggah cuplikan video kucing adopsinya yang sedang bermain di sekitar miniatur kereta miliknya di laman Twitter miliknya. 

Unggahan Teraoka kemudian ramai hingga membuat jumlah pengikutnya melonjak 10 kali lipat dari sebelumnya.PParapenggemar mulai mengiriminya makanan kucing dan hadiah lainnya. Didorong oleh dukungan tersebut, Teraoka memutuskan untuk mempertahankan bisnis restorannya.

“Saya merasakan kehangatan orang-orang berkat anak - anak kucing ini dan saya ingin membuka restoran lagi,” kata Teraoka.

“Awalnya, saya ingin menyelamatkan kucing-kucing itu, tapi ternyata mereka menyelamatkan saya," lanjutnya.

Setelah kejadian itu, makin banyak pelanggan yang mampir ke Diorama Restaurant tiap akhir pekan tiba. Twitter dan media sosial lainnya. 

Selama berada di Diorama Restaurant, pelanggan bisa menjalankan kereta mini mereka sendiri di sekitar diorama. 

Uniknya, kucing-kucing tidak segan untuk berjalan di atas rel kereta api dan merusak perlengkapan diorama. Staf sudah memperkirakan hal itu sebelumnya. Padahal, Teraoka sebelum merawat kucing tidak bisa memaafkan orang yang memperlakukan dioramanya dengan kasar.

Kucing-kucing tersebut disimpan dalam kandang selama jam buka restoran untuk memungkinkan pengunjung tetap bisa menikmati diorama.

Setelah jam tutup restoran tiba, kucing mulai dibebaskan untuk melakukan apa yang mereka inginkan. Saat ini, Diorama Restaurant lebih sering melakukan perawatan untuk miniatur kereta api, setidaknya selama dua kali dalam seminggu. Mereka rutin mengganti suku cadang agar lebih kokoh dan bisa menopang bobot kucing yang makin bertambah.

Artikel dan gambar  ini dikutip dari : Kompas.com edisi 13 Juni 2021 https://www.kompas.com/food/read/2021/06/13/101100575/restoran-di-jepang-tidak-jadi-tutup-karena-foto-kucing-yang-viral


Saudara-saudari yg terkasih, kasih Allah akan senantiasa mengubah hati dan hidup kita yg keras bagai batu menjadi lembut bagaikan bulu. Kita akan semakin dapat merasakan cinta kasih dan damai dr Tuhan apabila kita mau mengasihi ciptaan Allah sebagaimana kita mengasihi diri kita sendiri.

Orang yg selalu diberkati Tuhan adalah orang yg senantiasa membawa damai dan kasih Allah ditengah hidupnya, walaupun secara tertulis dia sering kali dicela oleh orang lain karena pilihan dan tindakannya tersebut.

Saat Tuhan Yesus masih berkarya di dunia ini, Dia tak berhenti utk berkeliling kota dan desa utk berbuat cinta kasih kepada sesama dan kepada sesama ciptaan Allah. Walaupun Dia pula sering dicela oleh orang lain karena apa yg telah Dia lakukan. Hal itu sengaja Dia lakuka utk menunjukkan betapa lembut dan penuh kasih Allah bagi segala sesuatu yg Ia ciptakan. 

Jauh sesudah itu, Fransiskus dari Assisi melanjutkan dengan penuh kasih apa yg telah dilakukan Allah dalam diri Tuhan kita Yesus Kristus. Fransiskus juga berkeliling dengan berbuat baik sambil membawa damai dan kebaikan bagi sesama

Kita mungkin pernah mendengar cerita bahwa Fransiskus berbicara dengan hewan bahkan memberkati mereka, sebagai mana Allah dalam diri Tuhan Yesus Kristus lakukan, yaitu sekali lagi berkeliling dan berbuat baik kepada sesama manusia dan segala ciptaan Allah dengan perkataan dan perbuatan cinta kasih dan damai.

Di masa Prapaskah ini pun kita juga dituntut melakukan hal yg demikian pula, bawalah damai dan cinta kasih Allah di tengah hidup kita, walaupun sesulit apapun hidup kita saat ini. Maka Allah akan menggantinya dengan berkat yg melimpah bagi hidup kita.

Itulah tugas perutusan kita sebagai umat beriman, yaitu membawa damai kebaikan dan cinta kasih, bukan kebencian, peperangan dan pedang. 

Agar kita mampu melakukan semuanya itu, marilah kita mohon rahmat Tuhan. 


Berkah Dalem 

AlNop



Selasa, 22 Februari 2022

Kasih yg nyata


“Melihat orang banyak itu, tergeraklah hati Yesus oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka lelah dan terlantar seperti domba yang tidak bergembala.” 

(Matius 9:36) 

Pace e Bene fratelli...

Saya pada hari ini membuat renungan ini berdasarkan opini dan diskusi dlm sharing iman maupun obrolan ringan. Dan sy akhirnya memutuskan utk menuliskan pikiran sy dlm renungan ini. Hal ini dikuatkan saat tadi ada yg curhat dgn sy yaitu salah seorang teman FB sy yg adiknya sedang sakit parah, dia ingin membawa adiknya itu utk berobat namun tak punya uang utk biaya. Dia mencoba utk mencari bantuan di salah satu grup FB rohani, bukannya dapat bantuan namun cuma di komentari KASIAN ironisnya yg komen itu mayoritas besar adalah orang kaya yg sangat hight class. Pas dia nge inbox sy di akun FB sy yg nomer 2 dia bercerita panjang lebar, bahkan dia bilang begini : MENGAPA TUHAN ITU MAHA BEKASKASIH TAPI UMAT-NYA MALAH TEGA MELIHAT SESAMANYA YG PENUH DERITA, CUMA KOMENTAR TANPA TINDAKKAN NYATA?? 

Saudara sekalian saat sy merenungkan kata² temen sy yg dia ketik di inbox dan sy renungkan sepatah dua patah sampai selesai, sy akhirnya buka Alkitab dan menemukan ayat dr Injil Matius 9:36 yg berbunyi demikian : "“Melihat orang banyak itu, tergeraklah hati Yesus oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka lelah dan terlantar seperti domba yang tidak bergembala.”


Dari ayat dan kisah yg diceritakan oleh temen FB sy lewat inbox tersebut sy berpikir demikian, umat Kristiani jaman sekarang sangatlah terperangkap dlm nafsu pribadi yg membuat sikap tak peduli dlm hidup bersama sbg sesama saudara seiman. Tuhan kita Yesus Kristus aja penuh belas kasih bukan saja kepada 1 atau 2 orang namun pada banyak orang, Injil tersebut sangat jelas menegur kita agar kita lebih punya hati utk sesama. Beriman bukan saja formalitas belaka, beriman bukan hanya kata² saja namun harus dilakukan dgn tindakkan nyata bagi sesama yg membutuhkan. 

Kasarannya, donasi walaupun itu 1 atau 2 ribu perak saja sudah mampu meringankan beban sesama. Kita harus belajar pada Simon dari Kirene yg dgn rela hati membantu Yesus memikul Salib-Nya saat Dia terjatuh utk yg ke 3 kali, jg Bunda Maria yg berjumpa dgn Yesus ditengah deritanya, jg Veronica yg membasuh wajah-Nya, jg Yusuf dari Arimatea yg memberi kasih yg nyata saat dia menurunkan jenazah Yesus dr kayu salib. 

Belajarlah dr tokoh² diatas dan dr Yesus sendiri yg senantiasa berkeliling dan berbuat baik. Beramal walaupun sedikit saja tdk akan menghabiskan harta kekayaan kita kok, bahkan jika kita senantiasa berbuat baik kepada sesama setiap hari dan setiap waktu, kita akan semakin berlimpah berkat dan kebahagiaan, kesehatan, kebaikan dan kedamaian. Dengan catatan kita beramal kasih secara iklas, bukan hanya sekedar cari muka di medsos saja agar di nilai orang kita ini sok baik, sok suci dan sok sok lainnya akhirnya jadi BOSOK.

Ingatlah waktu jika sewaktu-waktu Tuhan memanggil kita pulang ke rumah Bapa, jika Dia sudah merasa waktu kita di dunia ini sudah cukup Dia tidak memandang kita cantik, ganteng, kaya, jg miskin. Jika waktu kita di dunia ini berakhir Tuhan tdk memandang itu semua.

Marilah kita jadi berkat mumpung kita masih sehat dan kuat, lakukanlah perbuatan kasih sekarang ini juga, itung-itung nyicil rumah di surga mulai dr sekarang. Lakukanlah perbuatan kasih secara tulus ikhlas, kasihilah sesama sebagaimana Tuhan sgt mengasihi kita. Marilah kita mumpung masih ada waktu hidup, genapilah sabda Kristus yg berbunyi demikian : "Dan Raja itu akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku." (Matius 25:40) Jika kita mau memberikan kasih yg nyata kepada sesama, maka Tuhan akan selalu memudahkan hidup kita.

Berkah Dalem
AlNop

 

Kamis, 03 Februari 2022

Maria oh Maria

 


Pace e Bene fratelli. 

Totus Tuus  motto kerasulan St. Bapa Paus Yohanes Paulus IIMotto ini berarti "sepenuhnya milikmu" dan menunjukkan devosinya kepada Maria yang sangat kuat, serta rasa hormatnya pada Santo Louis de Montfort beserta karya-karya Mariologi-nya. 

Menurut Surat Apostolik-nya Rosarium Virginis Mariae ia meminjam motto tersebut dari doa konsekrasi pada Maria yang ditemukannya di dalam buku "Devosi Sejati kepada Maria" karya Santo Louis de Montfort. Naskah lengkap dari doa tersebut dalam Bahasa Latin adalah: "Tuus totus ego sum, et omnia mea tua sunt" ("Aku adalah sepenuhnya milik-Mu, dan semua yang kupunya adalah milik-Mu"). Paus Yohanes Paulus II pernah menceritakan kembali bagaimana ketika masih sebagai seorang murid seminari muda ia "membaca dan membaca kembali berulang kali serta mendapatkan manfaat rohani yang luar biasa" beberapa tulisan Santo Louis de Montfort, dan bahwa:

"Kemudian aku mengerti bahwa aku tidak dapat meniadakan Bunda Allah dalam hidupku tanpa mengabaikan kehendak Tuhan yang Trinitas" 

Dalam hidup kita sbg umat Kristiani,kita pun tdk serta merta melepaskan peran Bunda Maria dlm setiap langkah hidup kita, semasa Tuhan kita Yesus Kristus di dunia Dia pun juga sering tidak bisa lepas dr peran Bunda Maria mulai saat Dia lahir sampai Ia bangkit mulia mengalahkan maut dan dosa.  

Tempatkanlah Bunda Maria pada posisi sentral di tengah hidup kita jadikanlah Maria sbg andalan kita utk datang pada Allah Bapa. Dia akan senantiasa hadir bagi kita bersama doa²nya, dengan demikian kita pun setiap hari akan merasakan kasih dan penyelenggaraan Ilahi di tengah hidup kita. 

Kita adalah milik Allah dlm Kristus Yesus, sebab Kristus sendiri jg milik Allah (1Kor 3:23) terlebih Maria dia jg milik Allah, dlm Maria terciptalah karya keselamatan bagi segenap makhluk di dunia yg di wujudkan oleh pengurbanan Kristus di jalan salib. 

Mengenai Bunda Maria, St. Fransiskus Assisi pernah menegaskan hal yg demikian :“Aku, Saudara Fransiskus, orang kecil ini, mau mengikuti hidup dan kemiskinan Tuhan kita Yesus Kristus Yang Mahatinggi serta ibu-Nya yang tersuci, dan mau bertekun di dalamnya hingga akhir.” [PesAkh 1] 

Tulisan Santo Fransiskus di atas, yang dipetik dari ‘Pesan Akhir untuk Santa Klara’, secara ringkas menggambarkan devosi orang kudus ini kepada Yesus Kristus dan Bunda Maria. Dengan satu kalimat ini, Fransiskus mencanangkan dua aspek hakiki hidup para pengikutnya, yaitu sentralitas dari  ‘mengikuti jejak Yesus Kristus’, dan implikasi yang kuat dan tak terhindarkan dari Santa Perawan Maria dalam pribadi, hidup dan ‘takdir’ Yesus dari Nazaret. [GL I, hal. 102][1] 

Sesuai dengan bukti-bukti yang selama ini telah berhasil ditemukan dalam sumber-sumber Fransiskan, maka devosi kepada Bunda Maria adalah sebuah bagian integral dari kehidupan spiritual Santo Fransiskus [AW, hal. 136]. Dari pembacaan berbagai riwayat hidup awal tentang Fransiskus dan dari tulisan-tulisannya sendiri kita dapat melihat, bahwa Santa Perawan Maria, Bunda Allah menempati tempat yang istimewa dalam kehidupan orang kudus ini. Fransiskus mempertalikan rahmat panggilannya sendiri dengan Bunda Maria. Melalui Maria-lah Fransiskus memperoleh wawasan yang jelas mengenai sifat dari cara hidup baru yang diwahyukan oleh Kristus kepadanya.  

Bunda Maria sendiri telah dihormati sepanjang masa dengan berbagai gelar yang diberikan kepadanya oleh umat (Gereja) dari abad ke abad. Dari tulisan-tulisannya sendiri, teristimewa dalam doa-doanya, dan dari apa yang diceritakan dalam beberapa riwayat hidupnya yang awal, Fransiskus pun menyebut/menyapa Maria dengan menggunakan sejumlah gelar yang berbeda-beda, rupa-rupa gambaran Maria, namun saling melengkapi satu sama lain. 
Kita dapat memperoleh pemahaman yang lebih jernih tentang relasi unik antara Fransiskus dengan Maria, apabila kita dapat menentukan bagaimana dia mengalami pengaruh Maria dalam kehidupan spiritualnya. Tulisan ini mencoba menggambarkan secara relatif singkat hidup devosional Fransiskus kepada  Bunda Maria, lewat bacaan-bacaan dan permenungan atas hidup orang kudus ini seperti dilukiskan dalam riwayat hidupnya yang awal, dan juga berdasarkan tulisan-tulisannya, termasuk doa-doanya.  
Beberapa gambaran hidup devosional Santo Fransiskus kepada Bunda Maria seperti terdapat dalam beberapa riwayat hidupnya yang awal 
Salah satu gambaran devosi Fransiskus kepada Bunda Maria diberikan oleh Beato Thomas dari Celano sebagai berikut: 
Terhadap bunda Yesus ia dipenuhi dengan suatu cinta kasih yang tidak dapat diungkapkan dengan kata-kata, karena dialah (= Maria) yang membuat Tuhan Yang Maha Agung menjadi Saudara kita. Ia (= Fransiskus) melambungkan puji-pujian khusus kepadanya, menghaturkan doa-doa kepadanya, mempersembahkan afeksinya kepadanya sedemikian banyak dan begitu agung sehingga lidah manusia tidak dapat menceritakan segalanya itu. Namun yang sangat menyenangkan kita adalah, bahwa dia membuat Maria sebagai pembela dari ordo dan menempatkan anak-anaknya yang segera akan ditinggalkan olehnya (= Fransiskus) di bawah naungan sayapnya (= Maria), sehingga dia dapat menghargai dan melindungi mereka sampai akhir [2Cel 198; bdk. LegMaj IX:3].
Santo Bonaventura menceritakan, bahwa setelah menyelesaikan perbaikan gereja San Damiano, maka  untuk menghindarkan diri dari sifat malas, Fransiskus pun mulai mengerjakan perbaikan gereja Santo Petrus yang letaknya agak lebih jauh dari kota Assisi, karena devosinya yang khusus kepada Pangeran para Rasul itu (Petrus) [lihat LegMaj II:7]. Setelah menyelesaikan pekerjaannya di gereja Santo Petrus, Fransiskus datang ke suatu tempat yang dinamakan Portiuncula. Di tempat ini ada sebuah gereja tua yang didedikasikan kepada Santa Perawan Bunda Allah. Pada waktu Fransiskus datang ke situ, gereja itu sudah ditinggal kosong tak terurus. Dengan kata-katanya sendiri Bonaventura melanjutkan: 
Fransiskus mempunyai devosi secara istimewa kepada Ratu dunia, dan ketika dia melihat, bahwa gereja itu sudah ditinggalkan tak terurus, maka dia mulai berdiam di situ secara tetap agar dapat memperbaikinya. Ia mendengar, bahwa malaikat-malaikat seringkali mengunjungi gereja itu [bdk. 1Cel 106], maka gereja itu biasa disebut  gereja ‘Santa Maria para malaikat’, dan ia mengambil keputusan untuk diam di situ secara permanen, karena rasa hormatnya terhadap para malaikat dan cintanya kepada Bunda Kristus. Ia mencintai tempat ini lebih daripada tempat-tempat lain di dunia. Di sinilah ia memulai hidup religiusnya secara kecil-kecilan; di sini dia membuat kemajuan luar biasa, dan ke sini pula dia datang kembali untuk suatu akhir yang membahagiakan. Menjelang ajalnya, dia mempercayakan tempat ini kepada para saudara, karena tempat ini adalah tempat amat tersayang bagi Santa Perawan [LegMaj II:8; bdk. 1Cel 88 dan 106].
Dari petikan tulisan Bonaventura ini kita dapat melihat, bahwa ada beberapa gelar Maria yang disebutkan, yaitu ‘Ratu dunia’, ‘Santa Maria para malaikat’, ‘Bunda Kristus’ dan ‘Santa Perawan’. Gelar-gelar yang diberikan seorang pengikut Fransiskus (Bonaventura) kepada Maria dalam sebuah tulisan tentang riwayat hidup orang kudus ini, dapat dikatakan mencerminkan juga gelar-gelar bagi Maria yang digunakan oleh Fransiskus sendiri semasa hidupnya di muka bumi ini. Gelar-gelar itu sendiri, yang begitu ‘bertubi-tubi’ muncul dalam sebuah petikan bacaan yang relatif singkat, memberikan indikasi betapa mendalam devosi Fransiskus kepada Bunda Maria, yang memang berakar di tempat yang istimewa ini. Portiuncula, yang berarti ‘bagian yang kecil’, ‘porsi yang kecil’ (Inggris: small portion), memang merupakan tempat kelahiran keluarga besar Fransiskan! Berkah Dalem.


Menemukan Kristus yg hidup dalam Salib San Damiano

Pace e Bene fratelli.

Kita mengetahui bersama, bahwa sesungguhnya Gereja Katolik mempunyai kekayaan rohani yg sangat banyak, salah satu diantara sekian kekayaan rohani tersebut adalah Salib San Damiano. Banyak buku yg di cetak terlebih dr kalangan Ordo Fransiska yg banyak bercerita tentang salib tersebut. 

Sepintas bagi orang yang sungguh cermat memandangnya pasti bertanya mengapa salib ini berbeda dari biasanya?

Salib San Damiano ini, menurut cerita orang adalah salib yang paling banyak tersebar di seluruh dunia. Salib ini menjadi harta kekayaan rohani untuk persaudaraan Fransiskan (Pengikut St. Fransiskus Asisi). Sepanjang segala abad para pecinta spritualitas St. Fransiskus Asisi itu, bertekuk lutut di depan salib ini untuk memohon terang, agar mereka dapat menunaikan perutusan mereka di dalam Gereja. St. Fransiskus Asisi setiap kali memandang Salib ini berdoa demikian: “Allah yang maha tinggi dan penuh kemuliaan, terangilah kegelapan hatiku dan berilah aku iman yang benar dan kasih yang sempurna, agar aku mampu melaksanakan perintah-Mu yang kudus dan tak menyesatkan”. 

Ketika kita mengamati dan memandang Salib ini, kita langsung dihadapkan pada Wajah Kristus di tengah. Dia menutupi sebagian besar dari Salib itu. Wajah itu kelihatan sangat anggun, suci dan tenang. Akan tetapi, lebih dari itu, Kristus melepaskan diri dari latar belakang tulisan ini. Kristus lebih ditonjolkan dari pada tokoh-tokoh lainnya (Maria dan Yohanes di sebelang kanan Yesus, dan seorang tentara Romawi sambil memegang tombak. Disebelah kiri-Nya berdirilah tiga tokoh 2 wanita dan satu pria yakni Maria Magdalena, Maria Ibu Yakobus, di samping mereka bedirilah seorang perwira Romawi di Pada bagian kaki-Nya berdirilah Petrus dengan dua kunci dan Paulus) seolah-olah Ia berdiri di depan mereka. 

Sejenak melihat tokoh-tokoh yang ditampilkan dalam Salib ini mengingatkan kita bahwa merekalah orang yang menjenguk makam Yesus pada Paskah pagi. Di belakang lengan dan kakinya tampaklah warna gelap dari makam yang kosong. Warna ini adalah tanda kegelapan. Akan tetapi, kegelapan itu dikalahkan oleh terang yang berasal dari tubuh-Nya. Di bagian atas nampaklah seorang Pribadi: yang ternyata adalah Kristus yang naik ke surga yang disambut oleh para malaikat. Pada bagian atas terdapat setengah lingkaran. Lingkaran itu melambangkan Bapa yang bertahta dalam kerajaan-Nya. Kristus memperkenalkan Bapa, sekaligus Bapa tetap tinggal di antara kita sebagai Allah yang tidak dikenal, tidak terangkum, unggul di atas segala-galanya.

Kalau boleh dikatakan bahwa seniman yang melukis salib ini ingin menonjolkan sisi Terang dari Kristus sendiri yang mungkin ia diinspirasi oleh Penginjil Yohanes, yakni Kristus sebagai Terang, namun sekaligus Kristus yang dimuliakan. Kristus yang digambarkan dalam Salib ini tanpa sokongan sedikit pun. Dia sungguh-sungguh memegang Salib itu. Dia tidak bergantung. Dia tidak bermahkotakan duri, namun mahkota kemuliaan. Lengan-Nya direntangkan lebar-lebar, karena Ia ingin merangkul alam semesta. Telapak tangannya terbuka agar dapat mencakup semua manusia.

Kristus yang ditampilkan dalam Salib San Damiano ini sungguh dan layak untuk dikagumi karena kepadatan teologis. Dari Salib ini kita diajak untuk percaya dalam misteri Tritunggal dan kepenuhan Kristus, dalam penjelmaan-Nya, wafat dan Kebangkitan-Nya. Dari salib ini kita meyakini bahwa Kristus tidak hanya disalib, namun Ia berdiri di tengah-tengah umat, hal itu dilambangkan oleh beberapa tokoh yang mengelilingi-Nya dan menjadi saksi kebangkitan-Nya. Semoga ketika kita melihat Salib San Damiano tidak hanya berhenti untuk memandannya, tetapi sampai pada muatan nilai rohani yang terkandung di dalamnya sebagai “jurus ampuh kita” dalam menaungi lika-liku hidup ini. 

Melalui Salib San Damiano ini, seakan Allah ingin mengingatkan kita bahwa Dia senantiasa hidup dan merajai hidup kita, dlm wajah Kristus yg hidup itu pula, kita diingatkan agar kita jangan mudah frustasi dan putus asa dlm menjalani luka liku hidup ini. 

Dia tidak mati melainkan Dia akan selalu hidup utk menuntun kita agar kita senantiasa mengandalkan Dia dlm segala pergulatan batin dan hidup kita. Jika kita selalu tinggal bersama Sang Terang Hidup itu, percayalah kita akan melihat segala kemuliaan dan kuasa Bapa secara ajaib dan tiada terduga bagi hidup kita. 

Hiduplah selalu dlm Kristus maka Dia pun akan semakin hidup dan tinggal di tengah kita. Berkah Dalem.


 

Selasa, 25 Januari 2022

Oh Gereja, bukalah pintumu bagi sesamamu!


 Pace e Bene fratelli. 

Dijamin yg serba modern ini, bayak kalangan yg terperangkap dlm sikap saling curiga , sikap saling tak peduli dan anti belarasa. Hal tersebut juga terjadi dalam tubuh gereja yg adalah persekutuan kaum beriman dlm Yesus Kristus. Padahal saudara sekalian, Kristus berulangkali saat masih berada di dunia ini sering berkeliling utk berbuat baik, sambil memberitakan Kerajaan Allah. 


Para Rasul jg berbuat demikian, dan perbuatan yg sama pula dilakukan oleh para misionaris jaman dulu, utk memberitakan Kerajaan Allah kepada mereka yg belum mengenal-Nya. Tapi lihatlah wajah gereja jaman sekarang penuh dgn sikap iri dengki dan anti peduli, andaikata Tuhan Yesus Kristus masih hidup di dunia ini, mungkin jika melihat gereja-Nya seperti itu pasti sangatlah murka sebagaimana yg pernah Dia lakukan ketika mengusir para pedagang yg jualan di depan Bait Suci. 


Memang gereja jaman sekarang masih ada yg peduli dgn kaum miskin, namun tidaklah semua berbuat demikian. Memberikan tumpangan kamar mandi bagi gelandangan aja gak mau apalagi berbuat kasih lebih jauh dan mendalam. 


Persembahan yg diberikan umat pun yg katanya utk membantu sesama yg menderita malah digunakan utk mempercantik bangunan gereja, di marmer sampai 100 lapis dan ini dan itu, sedangkan yg harusnya mendapatkan hasil dari persembahan itu dlm arti umat yg benar² miskin dan membutuhkan jg sesama yg diluar sana istilahnya dibiarkan mati sia².


Oh Gereja, bukalah pintumu bagi sesama, jadilah seperti fungsimu sedia kala, yaitu menjadi tempat berlindung bagi sesama yg miskin dan menderita, menjadi tempat utk melepaskan segala masalah hidup dgn menikmati sapaan kasih Allah di dlm ruanagnmu. 


Hendaknya para gembala umat dlm arti Romo atau Pastor juga Pendeta di gereja nya masing² belajar lagi utk menghidupi Sabda Kristus dlm Matius 25:40 "Dan Raja itu akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku." Dan hendaknya 0para gembala umat mentransformasi diri uutk lebih menjadi pribadi yg peduli pada sesama dan menularkannya kepada para umat yg di gembalakannya.


Buatlah Tuhan tersenyum lebar dgn membagikan kepedulian kita terhadap sesama, hukum kasih yg sdh diluruskan oleh Kristus aka semakin tergenapi dgn cara yg demikian itu. Yaitu kasihlah Tuhan Allah mu dan kasihilah sesamamu. 


Hendaknya gereja jaman sekarang mempunyai sikap kepedulian yg tinggi kepada sesama dan umat yg menderita, dan juga pada semua makhluk ciptaan Tuhan. Seperti yg pernah di teladankan oleh Santo Fransiskus Assisi selama dia hidup dan berkarya di dunia ini, dgn mengsaudarakan semua secara sama rata tanpa sekat dan pemisah, entah sesama manusia dan pada ciptaan Tuhan yg lain dianggapnya sbg saudara, sambil membawa damai dan kebaikan pada semua dan utk semua.


Kapankah gereja bisa memulai mentransformasikan dirinya utk menjadi paguyuban cinta kasih pada sesama Seca lebih signifikan dan relevan? Ya saat inilah, kalau bisa hari ini mengapa harus nunggu tahun depan. Karena Tuhan pun tdk pernah menunda pekerjaan cinta kasih-Nya pada siapa saja walaupun malam sekalipun, karena Hati-Nya senatiasa tergerak oleh belaskasihan (Matius 20:34) Dan yg terakhir, utk mewujudkan gereja yg semakin signifikan dan relevan dlm hal cinta kasih, libatkanlah kaum muda gereja utk berjalan bersama gereja utk berkeliling dan berbuat, dgn cara demikian gereja akan semakin hidup dan punya suatu kekuatan tersendiri dlm hal kasih, dan bersama para kaum muda gereja pula, gereja harus senantiasa membuka pintu lebar² dlm hal kasih, libatkanlah kaum muda utk senantiasa menjaga agar pintu gereja tidak akan pernah tertutup rapat melainkan senantiasa terbuka lebar bagi umat dan sesama.


Berkah Dalem



Senin, 24 Januari 2022

Salib Tau? Salib model apa itu?

Pace e Bene fratelli. 


Kita sebagai umat Katolik tentu mengetahui berbagai jenis salib, namun ada satu salib yg tidak banyak bahkan tidak di ketahui oleh umat Kristiani khusus nya Katolik yaitu salib Tau. Atau bahkan kita punya dan mengenakan kalung salib Tau. Biasanya salib Tau dipakai oleh para pengikut St. Fransiskus Assisi atau biasa disebut Fransiskan dan Fransiskanes. Sebelum membahas lebih jauh lagi tentang apa itu salib Tau, marilah kita membaca sejarahnya terlebih dahulu. 


Hampir 200 tahun setelah kelahiran Kristus, tulisan dan alfabet Ibrani belum dikodifikasi secara resmi. Oleh karena itu banyak huruf kadang-kadang digambar dalam berbagai bentuk, tergantung di mana wilayah tempat tinggal orang Yahudi, entah di Israel ataupun di wilayah ‘diaspora’ di luar Israel, terutama di dunia yang berbahasa Yunani .


Pada waktu itu, huruf terakhir dari alfabet Ibrani mewakili tanda pemenuhan akhir makna seluruh pewahyuan Firman Tuhan. Huruf akhir disebut TAU (atau TAW, dilafalkan Tav dalam bahasa Ibrani), bisa saja ditulis: Λ X + T , dan digunakan dengan makna simbolis sejak Perjanjian Lama.


Dalam Kitab Nabi Yehezkiel dikatakan: Firman Tuhan kepadanya: Berjalanlah dari tengah-tengah kota, yaitu Yerusalem dan tulislah huruf T pada dahi orang-orang yang berkeluh kesah karena segala perbuatan-perbuatan keji yang dilakukan di sana (Yeh. 9:4).


Dalam konteks yang sama, Nabi Yehezkiel juga mengingatkan orang Israel untuk tetap setia kepada Tuhan sampai akhir. Sebagai simbol kesetiaan, digunakan tanda‘meterai’ TAU pada dahi orang yang dipilih oleh Tuhan sampai akhir hayat. 


Meskipun huruf terakhir dari alfabet Ibrani tidak lagi berbentuk salib, seperti dalam varian yang ditunjukkan di atas, para penulis Kristen awal telah menggunakannya dalam mengomentari Alkitab versi bahasa Yunani (Septuaginta). Dalam Perjanjian Lama, TAU ditulis T. 

Pertama, sebagai huruf terakhir dari  Ibrani, huruf itu (T) menyimbolkan nubuat hari terakhir dan memiliki arti yang sama dengan huruf Yunani Omega, seperti yang dapat dibaca dalam Kitab Wahyu: Firman-Nya lagi kepadaku: Semuanya telah terjadi. Aku adalah Alfa dan Omega, Yang Awal dan Yang Akhir; Aku adalah Alfa dan Omega, Yang Pertama dan Yang Terkemudian, Yang Awal dan Yang Akhir (21:6; 22:13).


Kedua, umat Kristen mengadopsi tanda Tau karena bentuknya mengingatkan mereka pada salib, tempat Kristus mengorbankan dirinya untuk keselamatan dunia. Arti dan nilai yang sama ini dibicarakan dalam Wahyu 7:2-3.


Pada masa awal kekristenan, suatu tanda penebusan ditampilkan secara lahiriah untuk menunjukkan kehidupan baru seorang Kristen; sedangkan yang lebih dalam ditandai dengan Meterai Roh Kudus, yang diberikan kepada kita sebagai anugerah ketika dibaptis (Ef. 1:13).


Jadi, Tau bukanlah magis yang ajaib, bukan jimat, bukan pula sekadar perhiasan biasa. Tau juga bukan jimat keberuntungan untuk digantung karena membawa keberuntungan.


Tau adalah tanda konkret dari devosi kristiani, tetapi terutama komitmen hidup mengikuti Kristus tersalib; tanda bahwa seseorang adalah orang Kristen, anak Allah, yang terlindung dari bahaya, yang selamat. Orang yang mengenakan Tau kuat dalam menghadapi kejahatan (Yeh. 9:6).


Kitab Wahyu melukiskan suatu meterai sebagai tanda pada orang dikehendaki Tuhan, suatu hak ilahi yang istimewa (Why. 9: 4; 7: 1-4; 14:1). Meterai tersebut adalah tanda penebusan Tuhan, orang yang tidak bercela, orang-orang yang percaya kepada-Nya, yang mengakui diri mereka sebaga anak-anak yang dikasihi dan ya tahu bahwa mereka berharga  hadap llah (Yeh. 9: 6). 


Fransiskus Assisi sangat mencintai tanda ini, sedemikian rupa sehingga Salib menempati tempat penting dalam hidupnya, dan yang terungkap dalam bahasa tubuhnya.


Dapat dikatakan bahwa dalam diri Fransiskus, tanda kenabian lama itu diaktualisasikan, dimaknai secara baru, memancarkan daya  dan mengungkapkan kebahagiaan dalam spirit kemiskinan. Ini merupakan aspek esensial dari cara hidup Fransiskan.


Thomas Celano, penulis Riwayat Hidup Santo Fransiskus, mengisahkan bahwa Fransiskus pernah menyembuhkan secara ajaib seorang yang sakit di kota Cori, dengan membuat tanda Tau pada bagian tubuhnya yang sakit itu. Fransiskus juga sering ‘menuliskan tanda Tau sebagai tanda tangan pada setiap surat yang ia kirim, indikasi surat penting atau tanda kasih’ (FF 980). 


Dan bagi kita umat Kristen Katolik, Tau adalah simbol martabat anak-anak Allah, tanda salib yang menopang Kristus. Itu adalah tanda yang mengingatkan bahwa saya juga harus kuat dalam pencobaan, siap mematuhi Bapa dan pasrah dalam ketaatan, seperti Yesus yang taat pada kehendak Bapa-Nya. Selain itu bagi saya pribadi, Tau melambangkan kesederhanaan dan kerendahan hati juga sebagai sikap pasrah total penyerahan diri kepada kasih dan kerahiman Allah yg tiada batasnya. Berkah Dalem.